Skip to main content

Happy 80th Anniversary, Sydney Harbour Bridge!

Anak-anak mendapat balon gratis di perayaan ini
Masih segagah ketika diresmikan tahun 1932, Jembatan Sydney Harbour yang menjadi ikon kota Sydney ini berulang tahun yang ke-80. Warga Sydney yang tidak melewatkan kesempatan untuk berpesta, menggelar piknik di taman 'bawah jembatan' untuk merayakan ulang tahun The Coathanger ini.

Minggu pagi yang mendung dan gerimis sempat menyurutkan niat kami untuk ikut berpesta merayakan ulang tahun si jembatan bersama warga Sydney lainnya. Untungnya cuaca mulai membaik di siang hari, matahari pun mulai nampak menggeser awan-awan kelabu. Kami naik kereta dari suburb menuju stasiun Milson Point, stasiun di utara Sydney Harbour yang paling dekat dengan lokasi Bradfield Park, tempat acara ini berlangsung. Di hari Minggu, keluarga yang membawa anak-anak cukup membayar AU$ 2,50 per orang untuk naik semua jenis transportasi umum di Sydney, seharian penuh. Jadi rugi kalau nggak keluar rumah :)

Agak memalukan sebenarnya, kami yang sudah lima tahun tinggal di Sydney belum pernah secara sengaja main-main ke Bradfield Park. Biasanya mainnya di bagian selatan pelabuhan. Taman Bradfield ini cukup luas, asyik untuk menggelar tikar dan piknik bersama keluarga, atau sekedar duduk bengong menikmati pemandangan Sydney Harbour dan dua ikonnya: Bridge dan Opera House.
Model mengenakan baju vintage
Acara gratis yang digelar pemkot Sydney ini temanya Vintage atau segala sesuatu yang berbau kuno. Ada pameran mobil kuno dan bis zaman bahuela dari Sydney Bus Museum (ya, sampai ada museum-nya segala!), fashion show baju-baju vintage dan dansa-dansi dengan lagu-lagu nostalgia (nadanya persis dengan lagu-lagu zaman penjajahan Belanda dulu). Di acara ini disarankan membawa makanan untuk piknik, tapi ada juga beberapa stand makanan siap saji. Untuk anak-anak, ada permainan Jumping Castle, lukis wajah (face painting) dan balon berbagai bentuk. Semuanya gratis, tinggal antri dengan rapi. Untuk Emak nih, ada gratisan juga berupa kumpulan kartupos dengan gambar foto-foto kuno ketika jembatan ini dibangun. The Emak jelas nggak mau ketinggalan, langsung mengambil dua bungkus :p

Kami menghabiskan waktu dengan makan siang bekal dari rumah, ditemani angin kencang yang menerpa dari tepi pelabuhan. Mewah banget bisa makan siang dengan memandang Sydney Opera House dari kejauhan, meskipun duduknya beralas tikar, hehe. Kenyang makan, Little A pengen dilukis wajahnya. Kami ikut mengantri di tenda yang menawarkan face painting. Lumayan lama ngantrinya, tapi gakpapa karena tertib. Little A minta dilukis kupu-kupu pelangi di wajah, dan senyumnya terus mengembang setelah melihat lukisan cantik wajahnya dari cermin. Selanjutnya, The Precils dan teman-temannya melihat-lihat dan naik bis kuno. Ada tiga bis yang dipamerkan di sini, semuanya model bis tingkat, seperti double decker di London sana.

Saya selalu terkesan oleh keseriusan pemkot Sydney merawat apa yang mereka punyai: jembatan, mobil, bis, dll. Tidak hanya serius merawat, mereka (pemerintah dan warganya) bangga setengah mati dengan ikon dan properti yang dimiliki kotanya. Saking bangganya, selalu ada perayaan ulang tahun untuk Jembatan ini, paling tidak dalam lima tahunan. Saya jadi membandingkan perlakuan kita terhadap Jembatan hasil karya anak bangsa: Ampera dan Suramadu, misalnya. Adakah perayaan ulang tahun untuk ikon kota Surabaya dan Palembang ini? Apakah daerah sekitar jembatan dirawat sebagai ruang publik agar menjadi kebanggaan warga?

Bis tingkat kuno yg dipamerkan. Foto oleh Radityo Widiatmojo.
Mumpung sudah ada di sebelah Utara harbour, kami sekalian ingin berjalan kaki menyeberangi jembatan ini kembali ke Selatan. Ini juga satu hal (gratis) yang belum sempat kami lakukan dalam lima tahun tinggal di Sydney. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak mencoba sama sekali. Di sisi jembatan ini ada jalur khusus untuk pejalan kaki. Jalur pedestrian yang lumayan lebar ini, sekitar dua setengah meter nyaman dan aman digunakan, baik untuk dewasa atau anak-anak. Bahkan, stroller atau pram juga bisa digunakan di sini. Untuk memulai menyeberang dari utara ke selatan, kita perlu naik tangga dari dekat stasiun Milson Point. Ikuti petunjuk jalur Cahill Walk, nama trek menyeberang Sydney Harbour Bridge ini.

Ketika memulai naik ke badan jembatan, Little A masih sangat bersemangat dan belum ada tanda-tanda capek. Dia berlarian di jalur pejalan kaki dan menerobos orang-orang yang lewat. Sesekali kami menepi untuk melihat pemandangan dari atas. Jalur pejalan kaki ini aman, terpisah dari jalur mobil, kereta dan sepeda. Ada pagar besi setinggi dua meter di dua sisi demi keamanan, tapi ada celah di ketinggian mata kita (ehm, mata orang bule maksudnya) yang cukup lebar untuk menyorongkan lensa kamera ke luar, sehingga kita bisa memotret keindahan Sydney Harbour (berikut Opera House) dari atas. Di atas jembatan, kami berpapasan dengan beberapa orang yang jogging, lengkap dengan pakaian olahraga dan aksesoris iPod mereka. Banyak juga keluarga dengan anak-anak yang berjalan-jalan santai sambil sesekali berhenti untuk memotret. Belum sampai di tengah jembatan, Little A capek dan meminta duduk di stroller. Untung kami bawa stroller, kalau nggak, harus menggendong anak umur 3 tahun ini.

Bagi yang ingin melihat pemandangan harbour dari atas lagi, bisa mencoba Pylon Lookout di sisi selatan jembatan. Tiket masuknya AU$11 untuk dewasa dan AU$4 untuk anak-anak. Selain gardu pandang, ada juga museum mini dengan display sejarah dibangunnya jembatan ini. Bagi petualang sejati (dan berdompet tebal), sebaiknya mencoba Bridge Climbing, mendaki jembatan ini sampai benar-benar ada di atas. Perlu waktu sekitar tiga jam mulai dari persiapan, naik dan turun lagi. Jangan lupa, siapkan sekitar AU$200-an per orang. Big A ingin sekali mencoba mendaki jembatan ini, tapi saya selalu bilang, "Nabung dulu ya." :)

Trek Cahill Walk ini berakhir di daerah The Rock, perkampungan pertama Sydney di sebelah selatan pelabuhan. Stopwatch Big A berhenti pada angka 30. Lumayan capek juga setengah jam berjalan kaki menyeberangi jembatan ini. Little A yang duduk manis di stroller-nya senyam-senyum melihat kami menghela napas.

Big A menyeberang jembatan ditemani iPod-nya
Pemandangan dari atas jembatan. Foto oleh Radityo Widiatmojo.
~ The Emak

Comments

Popular posts from this blog

5 Kafe & Bakery Halal di Area Bugis Singapura

Fluff Bakery, Muslim Owned Beberapa tahun belakangan ini banyak muncul kafe dan bakery trendi di Singapura yang dikelola oleh anak-anak muda. Kabar gembira buat kita semua, banyak yang pemiliknya muslim. Jadi meskipun belum memiliki sertifikat halal, bahan-bahan makanan yang mereka gunakan halal semua. Beberapa kafe halal nan trendi tersebut terkonsentrasi di area Bugis, atau sering juga disebut sebagai Arab Quarter atau Kampong Glam. Area Bugis, di antara stasiun MRT Bugis dan MRT Lavender, memang pilihan utama sebagai base camp untuk traveler muslim. Di sini gampang dijumpai restoran, kafe, dan bakery halal. Dua pilihan restoran halal untuk makan besar (makan nasi) adalah Zam-Zam dan Hjh Maimunah . Zam-Zam lokasinya di 679 North Bridge Rd, persis di seberang Masjid Sultan. Resto ini menyajikan masakan India. Coba deh murtabak-nya yang terkenal enak banget. Sementara restoran Hjh Maimunah adalah salah satu restoran halal yang mendapat Michelin Star (peringkat untuk restoran yang bagu

Call : 085813134112 Jasa Fogging Nyamuk di Jatiasih Bekasi

Call : 085813134112 Jasa Fogging Nyamuk di Jatiasih Bekasi , Jasa Pembasmi Kecoa di Medan Satria Bekasi, Jasa Pembasmi Cicak di Mustika Jaya Bekasi, Jasa Pembasmi Tawon di Pondok Melati Bekasi, Jasa Pembasmi Tomcat di Rawalumbu Bekasi, Jatisampurna Bekasi, Pondok Gede Bekasi. Garda Pest Control juga hadir diberbagai Kota lainnya seperti Jasa Fogging Nyamuk di Bali, Jasa Pembasmi Tawon di Cirebon, Jasa Pembasmi Kutu Kucing di Kemang, Jasa Pembasmi Tikus di Bogor, Jasa Pembasmi Kutu Anjing di Bandung, Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Makassar, Palembang, Surabaya, Solo dll. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang diketahui memiliki empat serotipe virus dengue, di antaranya DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Di Indonesia sendiri, virus ini ditularkan oleh dua jenis nyamuk demam berdarah betina, yaitu Aedes aegypti sebagai vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. Jenis nyamuk demam berdarah ini memiliki sifat anthropofilik, artinya

Tip Belanja Belanji di Sydney

Window display di QVB Setahun sekali di Sydney, ada hari khusus untuk berbelanja gila-gilaan, ketika SEMUA toko menawarkan diskon. Mereka menyebutnya Boxing Day . Saya menyebutnya Hari Raya Berbelanja :) Boxing Day dirayakan setiap tanggal 26 Desember, satu hari setelah Natal. Tadinya saya pikir Boxing Day ini berkaitan dengan 'tinju', tapi tinju yang bagaimana? Ternyata bukaaan. Pada awalnya, Boxing Day ini diramaikan dengan memberikan hadiah (natal) untuk orang-orang miskin, yang dikemas dalam kotak (box). Tapi maknanya kemudian bergeser menjadi hari belanja untuk menghabiskan uang lebaran atau angpao :) Biasanya, sebelum datang tanggal ini, orang-orang sudah mengincar apa yang ingin mereka beli pada Boxing Day. Katalog SALE bisa dilihat di internet, website masing-masing toko atau di Lasoo . Pasukan belanja sampai mati ini biasanya mengincar merk-merk terkenal, gaun-gaun disainer yang hanya memberi diskon setahun sekali pada hari tersebut. Nggak heran kalau mereka sampai bel